Jumat, 26 November 2010

Étoiles

...Étoiles...
Étoiles © Bels [Mika]

YongSeoKyu. Mereka, masing-masing adalah manusia yang tak bisa saia miliki.

Étoiles merupakan bahasa Perancis dengan arti: BINTANG.

Karena kamu, bintang yang bercahaya redup, dengan kebimbanganmu

Bulan purnama menyorotkan lingkaran tiga ratus enam puluh derajat bercahaya. Tik Tik Tik, waktu berdetik. Sedasawarsa detikan terakhirnya kira-kira menuju pukul sembilan malam. Sepuluh, angka yang dihitungnya mundur, seperti sepuluh jari yang telah disiapkannya pada kedua tangannya.

Sepuluh. Sembilan. Delapan. Tujuh. Enam.

Tangan kirinya dikepalkannya sempurna. Lima detik lagi yang akan dihitungnya.

Lima... Empat... Tiga... Dua...

... Satu.

TING!

Kini kedua matanya menatapi kedua tangannya yang terkepal bulat. Bibirnya tergerak melengkung, membentuk sabit sempurna. Sempurna, telah jam sembilan pas—waktu yang tiap hari ditunggunya.

Dia—Seo Joo Hyun—cepat-cepat beranjak dari bangkunya. Kemudian, membanting dirinya pada bantalan ranjang empuk miliknya.

Tangan kirinya menopang dagunya tatkala tangan kanannya tergerak-gerak menuju jendela kamarnya. Ia mengerahkan sedikit usaha demi melepas gorden jendela yang menutupi panorama malam. Yak, berhasil. Cahaya malam itu telah berpantul menuju matanya.

Ini malam rutinitasnya. Selalu ia luangkan waktu setidaknya dua-tiga puluh menit demi mereka yang di langit—bintang. Selalu ia menghitung detik-detik menuju jam sembilan—jam yang dianggapnya paling sempurna tuk memandang himpunan bintang.

Kedua bola matanya tak terlepas dari kerlap-kerlip kawanan sinar itu. Begitu berkilauan pancaran matanya kini. Sulit baginya tuk berkedip walau hanya sedetik. Langit gelap telah menghipnotisnya.

Setidaknya ia tak terpaku di sana terlalu lama. Tak sampai sepuluh menit ponselnya berdering. Sunggu mengganggu suasana.

Neomu neomu meotjyeo nooni nooni busyeo~ Sumeul moth shigesseo tteollineun geol~ Gee gee gee gee baby baby baby~

Tadinya Seohyun berpikir takkan mengangkat panggilannya bila tak menatap terlebih dahulu nama yang tertera di sana. Yong Hwa Oppa.

“Yeobuseo? Oppa?”

“Ya! Seohyun. Selamat malam!” ucap Yong Hwa. Terdengar sebuah nada riang dari sebelah sana.

“Ne, selamat malam juga, oppa. Ada apa?”

“Tidak, hanya ingin menyapa. Dan juga, ingin menebak apa yang sedang kau lakukan sekarang.”

Seohyun hanya tertawa kecil. “Ya, cobalah tebak, oppa. Apa yang sedang kulakukan?”

Yang ditantang hanya diam sejenak. Kemudian mulai menyimpulkan. “Ne, Seo Joo Hyun, kau sedang menatap bintang-bintang di langit malam ini, bukan?”

Seohyun cukup terkejut. Hei, sihir apa yang digunakannya?

“Yak, oppa pintar! Bagaimana oppa bisa tahu?” ungkap Seohyun khalayak seorang guru memuji muridnya.

“Haha! Kau tidak perlu tahu darimana aku bisa mengetahuinya! R-a-h-a-s-i-a!”

Seohyun menggembungkan pipinya. Ia diliputi penasaran berkat Yonghwa.

Apa mungkin ia dimata-matai? Lucu sekali.

“Oppa! Kau tahu dari mana? Apa jangan-jangan kau memata-mataiku?!”

“Seo Joo Hyun, bila kuberitahu namanya bukan rahasia. Mungkin, suatu saat, bila saatnya telah tiba, aku pasti akan memberitahumu. Tenang, aku janji.”

“Oppa curang!”

“Ya, hehe. Maaf telah mengganggu kegiatanmu, Seohyun! Selamat menatap semesta!”

Dan komunikasi pun terputus.

Seohyun hanya mengerutkan alisnya. Namun untuk sejenak, ia tak peduli lagi. Ada baiknya ia melanjutkan aktivitasnya yang sempat terpotong ketimbang mempermasalahkan tanda tanya itu. Waktunya telah terpotong dua belas menit dalam pembicaraannya dengan Yonghwa.

Kemudian, ia menatap langit kembali.

Namun langit malam telah gelap. Beberapa bintang mulai terlihat berkurang, atau mungkin cahaya mereka telah redup. Sungguh, saat itu juga, Seohyun sedikit merutuki Yonghwa dalam hati. Bila tanpa dia, mungkin ia sudah puas menatap titik-titik cerah di langit itu.

Kemudian ia memutuskan untuk tidur tanpa memikirkan apapun yang terjadi.

###

Hei, pagi yang cerah.

Seohyun berhasil membuka kedua matanya dari segala kantuk dan penat. Waktu yang ditatap kedua matanya menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia tahu, sesaat lagi ia harus bersiap di dapur untuk membantu unnie-unnienya memasak. Oleh sebab itu ia cepat-cepat mandi agar tak merepotkan.

Hal yang pertama harus dilakukannya ialah membangunkan Sunny dan Sooyoung terlebih dahulu. Ia terlebih dahulu membangunkan Sunny, sebab ia tahu bahwa Sooyoung ialah yang tersulit untuk bangun dari ranjangnya.

Kemudian, ia melangkah menuju dapur. Di sana telah siap Tiffany dan Taeyeon yang memang bertugas di dapur hari Senin. Ia cukup membantu membuatkan sarapan untuk keenam member lainnya.

Kini sang Seororo telah siap untuk terjun dalam kebebasannya. Ia telah melakukan seluruh rutinitasnya hari ini. Apa yang kurang? Tinggal waktu luang dan bersantai sepanjang siang bolong. Setidaknya, betapapun ia menyukai Keroro, ia takkan berbuat aneh-aneh dalam waktu istirahatnya.

Seohyun membaringkan tubuh mungilnya pada sofa SNSD yang terletak pada ruang tamu. Ia sedikit memejamkan matanya dan menghela nafas. Di depannya terpaku sebuah televisi. Sedang tak dipakai siapapun. Biasanya, televisi ini jarang mati. Kalau tidak Sooyoung yang menonton, pasti Hyoyeon yang ada di sana.

Namun, nampaknya tidak ada siapapun yang menguasai TV ini. Seohyun memutuskan untuk menonton suatu acara.

Namun, tepat sebelum ia memegang remote, ponselnya berdering lagi.

Seohyun memandang dahulu siapa kontaknya sebelum ia memutuskan untuk mengangkatnya. Kali ini muncul nama yang tidak terlalu dekat dengannya. Kyuhyun.

“Yeobuseo? Oppa?” lagi. Seohyun mengucapkan kalimat itu lagi siang ini.

“Ah, yeobuseo, Seohyun. Siang.” Itu benar-benar suara merdu Kyuhyun yang berbicara. Ada apa gerangan?

“Ya? Ada apa, oppa? Tumben sekali.”

“Ya, memang sangat tumben. Tapi tak apa, bukan? Apa aku mengganggu?”

Seohyun bersandar lagi pada bantalan sofa. “Yaaa... tidak apa, sih. Ada apa?”

“Bagus. Yah, sebenarnya aku hanya ingin menyapa saja,” lagi. Jawaban yang lagi-lagi didengar Seohyun. “Tapi, bukan hanya itu. Hei, Hyun, kau ada acara malam ini?”

“Tidak. Tidak ada, oppa. Ada apa?”

Diam sejenak. Kedengarannya Kyuhyun sedang menyiapkan pidatonya. “Ah, tidak. Ah, Seohyun, kau mau menemaniku malam ini?”

“Kemana?”

“Hanya ke taman belakang dorm Super Junior. Bagaimana?”

Taman belakang dorm Super Junior sungguh menakjubkan. Rerumputannya tertata rapi, begitupun bunga dan tanaman lainnya. Di sana juga ada sebuah kolam kecil tempat beberapa ikan mas berenang di dalamnya. Benar-benar beraksen alam yang harmonis.

“Boleh saja, Kyuhyun oppa. Aku harus datang jam berapa?”

“Terserah. Tetapi, kusarankan untuk datang jam setengah sembilan.”

“Baik, aku pasti datang.”

“Ya, kutunggu kau, Seohyun.”

Panggilan dimatikan.

Setidaknya setelah komunikasi di siang hari itu, sebuah senyum terpampang dari wajah Kyuhyun. Ia terlihat lucu saat senyam senyum sendiri di kamarnya.

Seohyun punya kegiatan malam ini. Ia harus memberitahu terlebih dahulu Taeyeon, sebab terkadang SNSD punya kegiatan mendadak yang sama sekali tidak mereka ketahui.

Meminta izin dari seorang Taeyeon cukup mudah. Seohyun hanya perlu memberitahu alasannya keluar malam-malam dan mempersiapkan alat penyamaran agar tak diketahui publik. Taeyeon langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang saat itu.

Malam pun tiba, dan Seohyun memutuskan untuk hanya memakai baju casualnya. Satu hal yang kontras, malam itu ia pergi dengan kacamata hitam dan rambut terikat buntut kuda. Menurutnya itu cukup untuk sebuah penyamaran.

Betapa beruntungnya, tak ada siapapun yang berhasil membongkar identitasnya. Ia sampai dengan selamat hingga ke dorm Super Junior. Ia tak masuk ke dalamnya, melainkan langsung menuju tempat yang dijanjikan.

Dan di sanalah, kedua mata Seohyun menangkap sosok Kyuhyun yang tengah terduduk dalam alas parasut. Matanya nampak sayu menatap langit. Namun, entah mengapa, Seohyun berpikir bahwa... Kyuhyun sungguh keren bila dipandang dari sudut ini.

Eh? Benarkah pemikiran itu, Seororo?

Seohyun menghampiri Kyuhyun. Entah mengapa, ada sedikit perasaan gugup dalam batinnya. Perasaan yang muncul, dan tak bisa ia mengerti.

“Kyuhyun oppa, aku sudah datang.”

Kyuhyun nampak agak terkejut saat mendapati Seohyun telah berada di belakangnya. Padahal sedetik yang lalu, ia masih berfantasi dengan alamnya. Bisa terasa bahwa ia agak sedikit canggung, namun terlihat bahwa ia berusaha keras menutupi kecanggungan itu.

“Ah, hei, Seohyun?”

“Hai,” sahutnya pendek, singkat, dan signifikan. Mungkin saja, kedua mahluk itu sedang kehabisan topik pembicaraan.

Kyuhyun tetap dalam posisi gugup. Dia benar-benar tak pandai berakting. “Err... duduklah di sini,” ucapnya seraya menepukkan tangan kiri ke tanah sebelahnya.

Seohyun hanya menurut tanpa curiga sekalipun. Mungkin karena ia yang terlalu terbiasa bersanding dengan lelaki di sebelahnya?

Seohyun terduduk. Kemudian ia menatap langit. Ah, benar. Ia lupa. Seharusnya ini jadwal baginya untuk berbaring menatap bintang.

“Kenapa?” Kyuhyun menangkap sebuah keganjalan dalam Seohyun. Namun sesungguhnya ia lebih takut bahwa Seohyun telah dalam perasaan sangat bosan.

Seohyun menoleh. Ia tersenyum sebagai bukti bahwa ia tak apa-apa. “Tidak. Aku hanya baru ingat bahwa seharusnya aku menatap bintang malam ini.”

“Wah? Kebetulan sekali kalau begitu. Kau bisa menatap bintang di sini... bersamaku.”

Nah, Kyuhyun? Apa kau baru saja memberi sinyal-sinyal cinta?

Seohyun menatap angkasa. Kemudian tertawa kecil. “Ahaha, oppa benar! Aku bisa menatap semesta lebih dekat rasanya!”

Kyuhyun ikut tersenyum. Bagus, ini langkah yang sangat tepat. Mengajak Seohyun menatap bintang. Ia merasa sedikit menang.

“Ne, kau sangat suka bintang?”

“Suka sekali!” Seohyun menjawab antusias. “Oppa tahu? Aku juga sangat suka tentang astrologi dan beberapa ramalan! Hal yang paling ingin kubaca saat membeli majalah baru adalah tentang zodiaknya.”

Kyuhyun semakin mengembangkan senyum. Satu lagi informasi yang didapatnya tentang Seohyun. “Hyun, kau sendiri bintang apa?”

“Cancer! Oppa sendiri?”

“Aquarius,” jawabnya. Ia tak melepas pandangannya dari gadis manis itu. “Hei, kau pernah membaca tentang hubungan Cancer dengan Aquarius?”

“Biasa saja. Menurut pengamatanku juga begitu. Cancer dan Aquarius mungkin kurang cocok.”

Ya, sejak saat itu Kyuhyun tak lagi mempercayai ramalan bintang.

“Ah, ternyata begitu. Hei, Hyun, lebih baik kita menatap bintang lagi. Mereka sangat indah ketika berpadu dengan langit malam.”

Seohyun tertawa lagi. “Hahaha, oppa bisa saja. Ya, kau benar. Bintang-bintang itu sangatlah indah. Mereka seperti cat air yang sengaja ditumpahkan kuas dengan cara menyiprat-nyipratkannya ke dalam kanvas langit. Aku senang memandangi mereka tiap malam.”

“Ya, kau benar. Malam sangatlah indah—terutama malam ini.”

“Wah? Ada apa? ... Karena... aku? Hahaha.”

Ya, benar. Itu semua karena kau, Seobaby. Kau memang sangat pintar, apalagi ketika membaca perasaan seorang devil Kyu.

Kyuhyun mengukir senyumnya terlebih dahulu sebelum ia mengatakan pengakuannya. “Malam ini benar-benar indah, Hyun. Itu semua memang karena—“

Neomu neomu meotjyeo nooni nooni busyeo~ Sumeul moth shigesseo tteollineun geol~ Gee gee gee gee baby baby baby~

Bagus. Ponsel sialan.

Seohyun terfokus pada ponselnya. Ia merogoh-rogoh sakunya dan berhasil mendapatkannya. Sekali lagi, malam hari ini, kontak yang sama dengan malam kemarin. Yong Hwa Oppa.

Baik, Seohyun. Malam ini ia meneleponmu lagi. Malam ini ia mengganggu lagi aktivitas malammu.

Baik, Kyuhyun. Yong Hwa menghentikan langkah akhirmu. Menghentikan pengakuan perasaanmu.

Jung Yong Hwa. Tanpa kau sadari, kau telah merugikan dua sejoli ini.

Seohyun baru akan mengangkat panggilannya sebelum Kyuhyun melarangnya. “Jangan diangkat.”

“Mengapa, oppa?”

“Pokoknya jangan. Malam ini akan kau habiskan dengan memandang dan terus menatap langit bersamaku. Lupakan orang itu untuk sesaat.”

Seohyun hanya menatap polos seakan tak mengerti. Namun ia hanya mengangguk saja. “Ne. Sebaiknya Yong Hwa oppa tak mengganggu aktivitasku.”

Mereka berdua tersenyum. Fokus mereka terhadap angkasa. Titik-titik bercahaya itu lebih enak dipandang tanpa gangguan siapapun. Tanpa Yong Hwa yang menelepon. Saat itu juga, Kyuhyun berharap bahwa momen seperti ini akan terus terlaksana.

Dan kini, langit malam telah sepenuhnya bersinar. Bintang-bintang benderang menghiasi langit yang dilihat Seohyun dan Kyuhyun bersama.

Hei, bukankah bintang-bintang itu memang manis? Ya, semanis mereka berdua.


-End-

1 komentar:

  1. Bellaaa~ Fitty here :D
    Aku baru nyadar lho ini blog-mu #plakduar
    Ceritanya bagus kok, tapi aku gak begitu familiar karena jarang baca fiksi dengan karakter korean-person ato yang boyband gitu :D

    Oia, main-main ke blog saya lagi? :D Baru dirombak lhoh! :D

    BalasHapus